Si kecil berwarna merah hitam ini beberapa minggu
terakhir selalu muncul di pemberitaan, baik media cetak maupun televisi.
Berawal dari hebohnya warga di Surabaya sampai kasus terakhir di Serpong. Bukan
karena warnanya yang menawan, tetapi akibat yang ditimbulkan terhadap manusia
yang bersentuhan dengannya. Kulit terasa panas yang apabila bila digaruk justru
akan melepuh. Dari dampak yang ditimbulkan itulah si tomcat menjadi serangga
paling ditakuti di negeri ini.
Tetapi apakah benar si tomcat sedemikian berbahayanya ?. Ternyata pada kenyataannya tidaklah demikian. Si tomcat atau serangga dengan nama ilmiah Paederus fuscipes ini sebenarnya bukanlah hewan yang harus ditakuti. Mereka sebenarnya justru salah satu bagian dari pengendali ekosistem. Si tomcat ini ialah predator dari hama wereng yang menyerang tanaman padi. Sebagai predator dari wereng, tentu saja sangat mudah menemukannya di sekitar persawahan. Ia akan membuat manusia terganggu apabila populasinya meledak. Tomcat tidak akan hanya berkeliaran di areal sawah saja, bahkan akan masuk ke rumah warga di sekitar areal sawah.
Tomcat sebenarnya tidak menyengat atau menggigit
dalam menyalurkan racunnya. Tetapi ia mengeluarkan racun justru melalui
kulitnya. Dalam mengeluarkan racun itupun ia tidak semata-mata, namun sebagai
bentuk pertahanan diri. Racun itu sebenarnya merupakan cairan tubuh yang
sifatnya sangat asam yang bila terkena kulit manusia maka akan menimbulkan rasa
panas dan lepuh di kulit. Jadi apabila anda menemukan tomcat di badan anda, jangan
ditepuk, tetapi cukup ditiup atau disingkirkan dengan kertas secara perlahan
agar cairan tubuhnya tidak mengenai tubuh anda. Tak cuma yang masih hidup saja
yang bisa membahayakan manusia, bahkan yang sudah matipun masih berbahaya bila
tergencet tubuh manusia.
Lalu bagaimana cara mengobati kulit yang
terlanjur terkena cairan tubuh si tomcat ? Sebenarnya cukup sederhana. Ingat..!
cairan tubuh si tomcat adalah asam kuat, jadi untuk menetralisir racunnya
cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air dan sabun mandi. Karena sabun
mandi bersifat basa yang dapat menetralisir asam. Setelah dibasuh sabun,
bilaslah dengan air yang mengalir agar racun si tomcat tidak menyebar ke bagian
tubuh yang lain.
Sumber : Harian Joglosemar edisi Jumat, 30
Maret 2012
0 komentar:
Posting Komentar