Mungkin sudah tidak asing lagi mendengar nama buah ini. Namun untuk melihatnya secara langsung mungkin tidak semua orang pernah. Bentuknya yang bulat, warnanya yang hijau muda saat masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah saat sudah matang. Rasanya asam sedikit manis namun cukup segar. Tekstur daging buahnya lunak, kalau orang jawa menyebutnya "rodo mlenyek". Buah ini namanya Mundu. Nama ilmiahnya Granicia dulcis.
Sekilas buah Mundu ini seperti buah Kesemek. Perbedaaanya adalah : pertama, bentuk buah mundu rata-rata bulat sedikit gepeng seperti Manggis, sedang Kesemek ada yang gepeng dan ada yang bulat panjang. Kedua, warna kulit buah Mundu yang matang ialah kuning cerah mengkilat, sedang Kesemet warnanya kuning sedkit jingga dan tertutup serbuk seperti bedak. Ketiga, rasa buah Mundu asem manis, sedang Kesemek rasanya manis.
Memang sangat sulit untuk menemukan pohon buah ini. Belum tentu di satu tempat terdapat satu pohon. Kebetulan di sekitar rumah mbah saya terdapat satu pohon yang usianya sudah sangat tua. Konon pohon buah Mundu itu telah ada sejak mbah saya masih muda. Walau cuma ada satu dan tumbuhnya tepat di tepi kalen ( bahasa jawa untuk selokan atau saluran air ), pohon buah Mundu ini hampir setiap tahun selalu berbuah dan jumlahnya cukup banyak. Walau tumbuh di pekarangan orang ( namun masih saudaranya mbahku sendiri ), pemiliknya memperbolehkan siapa saja untuk mengambil. Sebab rasa buahnya yang asem membuat pemiliknya kurang suka untuk mengkonsumsinya. Kebanyakan dari mereka yang memetik karena memang doyan adalah anak-anak kecil.
Namun untuk memperoleh dan untuk mengkonsumsi buah Mundu tidaklah sangat mudah. Bentuk pohonnya lurus mengerucut dengan banyak ranting. Di mana ranting-ranting tersebut bersifat mudah patah ( istilah jawanya "pang pel" ). Jadi sangat jarang yang mau memanjat langsung untuk memetik buahnya. Kebanyakkan memilih menggunakan galah atau boso jowone "genter".
Selain cara memperolehnya sedikit susah, cara makannya juga tidak asal gigit atau "brakot" ( bahasa jawa ). Memang bagi mereka yang baru pertama kali mencoba memakannya, akan langsung saja main gigit layaknya makan apel. Maklum, bentuknya yang bikin gemes dan warnanya yang cerah akan membuat siapa saja menjadi tidak sabar untuk mengigitnya. Padahal, bila buah Mundu langsung dimakan, getah yang terdapat di dalam kulit buah Mundu sifatnya cukup keras untuk membuat kulit kita di sekitar mulut menjadi teriritasi atau "nedas" ( istilah jawanya ). Kulit kita akan memerah seperti mengalami luka bakar ringan. Rasanya sedikit perih dan gatal. Jadi cara memekan buah Mundu yang tepat ialah terlebih dahulu buah dikupas dan dicuci bersih dengan air. Baru dech bisa dimakan.
Khasiat dari memakan buah mundu ini adalah memperlancar buang air besar, karena memang daging buahnya cukup banyak mengandung serat. Selain itu kandungan vitamin C-nya juga cukup banyak. Jadi cukup baik buat yang membutuhkan asupan vitamin C. Dan satu yang pasti, dengan memakan buah Mundu ini akan membuat kita ceria dan punya banyak teman...Lho kok????..Lha yo bener..khan rasa buahnya yang kecut manis akan membuat kita yang memakannya cengar-cengir atau "pringas-pringis" seperti orang yang lagi senang..ha.ha (..maksa ya?? ). Selain itu mengingat cara untuk memperoleh buah Mundu ini sedikit susah, maka dibutuhkan kerjasama dari beberapa orang. Dari kerjasama tersebut secara otomatis akan menumbuhkan rasa pertemanan...he..he..he..( Asal saat membagi buahnya juga adil dan merata..setuju ?? ).
Sekilas buah Mundu ini seperti buah Kesemek. Perbedaaanya adalah : pertama, bentuk buah mundu rata-rata bulat sedikit gepeng seperti Manggis, sedang Kesemek ada yang gepeng dan ada yang bulat panjang. Kedua, warna kulit buah Mundu yang matang ialah kuning cerah mengkilat, sedang Kesemet warnanya kuning sedkit jingga dan tertutup serbuk seperti bedak. Ketiga, rasa buah Mundu asem manis, sedang Kesemek rasanya manis.
Memang sangat sulit untuk menemukan pohon buah ini. Belum tentu di satu tempat terdapat satu pohon. Kebetulan di sekitar rumah mbah saya terdapat satu pohon yang usianya sudah sangat tua. Konon pohon buah Mundu itu telah ada sejak mbah saya masih muda. Walau cuma ada satu dan tumbuhnya tepat di tepi kalen ( bahasa jawa untuk selokan atau saluran air ), pohon buah Mundu ini hampir setiap tahun selalu berbuah dan jumlahnya cukup banyak. Walau tumbuh di pekarangan orang ( namun masih saudaranya mbahku sendiri ), pemiliknya memperbolehkan siapa saja untuk mengambil. Sebab rasa buahnya yang asem membuat pemiliknya kurang suka untuk mengkonsumsinya. Kebanyakan dari mereka yang memetik karena memang doyan adalah anak-anak kecil.
Namun untuk memperoleh dan untuk mengkonsumsi buah Mundu tidaklah sangat mudah. Bentuk pohonnya lurus mengerucut dengan banyak ranting. Di mana ranting-ranting tersebut bersifat mudah patah ( istilah jawanya "pang pel" ). Jadi sangat jarang yang mau memanjat langsung untuk memetik buahnya. Kebanyakkan memilih menggunakan galah atau boso jowone "genter".
Selain cara memperolehnya sedikit susah, cara makannya juga tidak asal gigit atau "brakot" ( bahasa jawa ). Memang bagi mereka yang baru pertama kali mencoba memakannya, akan langsung saja main gigit layaknya makan apel. Maklum, bentuknya yang bikin gemes dan warnanya yang cerah akan membuat siapa saja menjadi tidak sabar untuk mengigitnya. Padahal, bila buah Mundu langsung dimakan, getah yang terdapat di dalam kulit buah Mundu sifatnya cukup keras untuk membuat kulit kita di sekitar mulut menjadi teriritasi atau "nedas" ( istilah jawanya ). Kulit kita akan memerah seperti mengalami luka bakar ringan. Rasanya sedikit perih dan gatal. Jadi cara memekan buah Mundu yang tepat ialah terlebih dahulu buah dikupas dan dicuci bersih dengan air. Baru dech bisa dimakan.
Khasiat dari memakan buah mundu ini adalah memperlancar buang air besar, karena memang daging buahnya cukup banyak mengandung serat. Selain itu kandungan vitamin C-nya juga cukup banyak. Jadi cukup baik buat yang membutuhkan asupan vitamin C. Dan satu yang pasti, dengan memakan buah Mundu ini akan membuat kita ceria dan punya banyak teman...Lho kok????..Lha yo bener..khan rasa buahnya yang kecut manis akan membuat kita yang memakannya cengar-cengir atau "pringas-pringis" seperti orang yang lagi senang..ha.ha (..maksa ya?? ). Selain itu mengingat cara untuk memperoleh buah Mundu ini sedikit susah, maka dibutuhkan kerjasama dari beberapa orang. Dari kerjasama tersebut secara otomatis akan menumbuhkan rasa pertemanan...he..he..he..( Asal saat membagi buahnya juga adil dan merata..setuju ?? ).
2 komentar:
maaf, skarng ini apa buah mundunya msih?? saya sedang hamil 5bulan dan sedang nyidam mundu, saya sudah cari kemana-mana tp tdak ada yg punya... sudah 3 bulan ini keinginan itu blm hilang jg....
kalau masih tolong hub saya di email saya fienalpot@yahoo.com
untuk Zane yang sedang nyidam buah mundu, saya dapat informasikan, wilayah boyolali desa Donohudan, kec.ngemplak, kab.boyolali ada tumbuh buah mundu dan sekarang lagi berbuah. Silahkan datang di Donohudan untuk mendapatkannya. semoga dapat memenuhi keinginan Anda.
Posting Komentar