Katak-katak ini sangatlah kerdil -- bahkan begitu kecilnya sampai mereka dapat diletakkan di atas sebuah prangko, bahkan katak yang masih bayi kalah besar dengan ukuran sebuah penjepit kertas. Katak-katak kerdil ini di temukan pada tahun 1998, mereka hidup di sekitar tumbuh-tumbuhan berlumut yang berada di daerah basah sekitar air terjun di sungai Kihansi, Tanzania.
Katak kerdil berwarna keemasan ini memiliki nama latin Nectiphrynoides aspergin ini awalnya menempati sebuah tempat yang 'sangat kecil" dibandingkan dengan ruang hidup binatang vertebra lainnya.
Ketika sebuah bendungan besar dibangun pada tahun 2000 di atas sungai, bendungan ini memotong hampir 90 persen aliran air yang berasal dari air terjun. Kondisi ini membuat kelangsungan hidup katak kerdil terancam.
Masyarakat konservasi duni, kelompok peneliti dari Tanzania dan sejumlah kebun binatang di Amerika Serikat berinisiatif memindahkan sebanyak mungkin katak kerdil tersebut. Tumbuh-tumbuhan pengganggu dan penyakit jamur telah memusnahkan populasi katak kerdil yang tersisa di habitat aslinya, sehingga pada tahun 2009 katak kerdil dinyatakan punah.
Katak-katak yang berhasil diselamatkan bukannya tidak lepas dari krisis. Hanya dua kebun binatang yang mampu menciptakan lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya, yaitu memiliki kabut air, tumbuh-tumbuhan asli dan serangga kecil yang menjadi makanannya.
Saat ini ada sekitar 4.000 katak kerdil yang hidup di habitat khusus kebun binatang Toledo dan kebun binatang Bronx, Amerika Serikat . Para ilmuwan telah berupaya mengembalikan katak kerdil ini ke habitat aslinya di sekitar air terjin di Tanzania. Tanaman-tanaman pengganggu telah dimusnahkan dan alat pembuat kabut air pun telah dipasag. namun dibutuhkn beberapa generasi katak kerdil untuk mengetahui apakah upaya ini berhasil.
Katak kerdil berwarna keemasan ini memiliki nama latin Nectiphrynoides aspergin ini awalnya menempati sebuah tempat yang 'sangat kecil" dibandingkan dengan ruang hidup binatang vertebra lainnya.
Ketika sebuah bendungan besar dibangun pada tahun 2000 di atas sungai, bendungan ini memotong hampir 90 persen aliran air yang berasal dari air terjun. Kondisi ini membuat kelangsungan hidup katak kerdil terancam.
Masyarakat konservasi duni, kelompok peneliti dari Tanzania dan sejumlah kebun binatang di Amerika Serikat berinisiatif memindahkan sebanyak mungkin katak kerdil tersebut. Tumbuh-tumbuhan pengganggu dan penyakit jamur telah memusnahkan populasi katak kerdil yang tersisa di habitat aslinya, sehingga pada tahun 2009 katak kerdil dinyatakan punah.
Katak-katak yang berhasil diselamatkan bukannya tidak lepas dari krisis. Hanya dua kebun binatang yang mampu menciptakan lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya, yaitu memiliki kabut air, tumbuh-tumbuhan asli dan serangga kecil yang menjadi makanannya.
Saat ini ada sekitar 4.000 katak kerdil yang hidup di habitat khusus kebun binatang Toledo dan kebun binatang Bronx, Amerika Serikat . Para ilmuwan telah berupaya mengembalikan katak kerdil ini ke habitat aslinya di sekitar air terjin di Tanzania. Tanaman-tanaman pengganggu telah dimusnahkan dan alat pembuat kabut air pun telah dipasag. namun dibutuhkn beberapa generasi katak kerdil untuk mengetahui apakah upaya ini berhasil.
Sumber : Kompas, Minggu 18 April 2010, Gambar : World Conservation Society
0 komentar:
Posting Komentar